17 Mei 2007. Jam 12 siang, suami sudah pulang dari kantor. Hari ini kita akan ke kantor Deplu Slovenia di Ljubljana untuk legalisir surat keterangan No Criminal Record dan ijasahku. Sebelumnya 2 dokumen tadi sudah diterjemahkan ke bahasa Slovenia. Disini biaya sworn translation mahal. 47 euro untuk 2 dokumen. Padahal di Indo, selembar cuma 30 ribu. Tak ada yang murah disini kalo berbau jasa. Satu hal lagi, untuk mengurus segala sesuatu disini harus ontime dan benar-benar tau official hour mereka. Kalo di Indonesia, pelayanan publik kantor pemerintahan biasanya terbuka selama jam kerja. Senin sampai dengan Jum'at. Tapi disini, untuk pelayanan publik hanya dibuka pada jam dan hari tertentu. Misal jam kerja dari jam 8 sampai jam 5 sore. Untuk public service hanya dibuka dari jam 9 sampai jam 12 siang, 2 kali seminggu. Selebihnya, mereka gunakan untuk bekerja. Dan tiap kantor pemerintahan punya jam pelayanan publik sendiri-sendiri. Maka sebab itu, sangat penting untuk menelpon terlebih dahulu sebelum berangkat. Atau bisa juga mengecek lewat internet karena hampir semua pelayanan publik disini sudah terkomputeralisasi untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakatnya.
Untuk deplu, publik service hari Rabu dari jam 2 siang sampe jam 4 sore. So kita berangkat dari sini jam 1 siang. Perjalanan sekitar 1 jam an. Beruntung lalu lintas disini tidak seperti di Indonesia. Jalan jalan utama untuk keluar kota umumnya hanya bisa di lalui 1 mobil. Kecuali jalan tol yang punya 2 atau 3 jalur. Lucunya, disini 5 mobil berjajar aja sudah termasuk macet :-) Coba bayangkan lalu lintas Surabaya yang macetnya bisa bermeter-meter. Pasti orang Slovenia shock dan stress tinggal disana, he .. he .. Satu hal lagi yang mesti diantisipasi disini adalah perubahan cuaca. Karena tidak tau seperti apa cuaca di tempat tujuan, aku selalu membawa jaket atau mantel. Sedia payung sebelum hujan lah. Soalnya belum terbiasa dengan cuaca disini. Sampai di Ljubljana, benar dugaanku. Sepertinya habis hujan. Ditambah dengan angin membuat cuaca sangat dingin. Beruntung aku membawa jaket. Namun, itupun masih belum bisa membuatku hangat. Apalagi kami harus berjalan karena suami memarkir mobil di salah satu pusat perbelanjaan. Lumayan jauh. Disini tidak bisa parkir sembarangan. Sedangkan kantor deplunya terletak di pusat kota. Butuh 10 menit jalan kaki melewati old town dimana berjajar gedung-gedung tua berasitektur indah. Sampai di tujuan, kami masuk ke dalam gedung. Oleh petugas security kami di info kalau bagian konsuler pindah ke lantai dua. Selama ini bayanganku akan kantor pemerintahan selalu rame dengan beberapa loket pelayanan. Tapi disini, kondisinya malah sebaliknya. Begitu kami naik ke lantai 2, hanya ada 1 loket, itupun penjaganya tidak ada. Suami beberapa kali menekan bel pemanggil di loket, but nobody showed up or answered. Kata suami, hal yang biasa. Terakhir dia kesini, dia mesti menunggu lebih dari 15 menit sampe akhirnya ada yang datang melayani. Beberapa saat kemudian dicoba lagi. Kali ini ada yang menjawab. Akhirnya ... Tidak sampai setengah jam, dokumen sudah selesai dilegalisir. 'Ok let's go! What do you want to go now?', tanya suamiku. 'Huh? we finished here? we dont need to go to across building?', Tanyaku, karena aku ingat dia pernah cerita dia mesti pergi ke gedung di seberang jalan waktu ngurus legalisir surat nikah. Ternyata sekarang tidak perlu. Semua bisa diselesaikan disini. Dan dia hanya dikenakan biaya 2 euro. Tidak begitu mahal untuk urusan birokrasi. Padahal bayanganku akan ribet, butuh waktu, dan mahal. Andaikan di Indo, birokrasi bisa semudah ini. Pasti rakyat tak lagi jenggah dan takut dengan urusan birokrasi. Urusan dokumen selesai, untuk hari ini. Sekarang waktunya jalan-jalan :-) Suami janji mo belikan handphone. Selama seminggu lebih aku masih memakai telpnya untuk komunikasi dengan keluarga. Jadi biar gak lagi pinjem, aku perlu telp sendiri. Kapan hari sudah cari di Celje, tapi gak banyak pilihan. Untuk urusan handphone, Indonesia lebih bervariasi dan gampang carinya karena banyak yang jual. Tapi disini, mayoritas penjualan dilakukan oleh operator. Ada 2 operator besar, Mobitel dan Vodofone. Dua-duanya menawarkan harga yang bersaing. Kita bisa mendapatkan handphone Nokia seri N dengan harga dibawah 100 euro, bahkan ada yang gratis. Tapi mesti berlangganan dan tidak bisa ganti operator. Biaya langganan per bulan sekitar 5 euro. Jika suatu ketika ganti, maka harus membayar sesuai harga real handphonenya. Tapi yang aku butuhkan prepaid handphone, dengan pertimbangan aku tak banyak memakainya untuk telpon ke indo karena mahal. Mungkin hanya sesekali. Gak perlu yang canggih asal bisa ring, he ..he .. Masalahnya, pilihan yang ada tak banyak. Kalau ada pusat handphone seperti WTC surabaya atau Glodok, pasti lebih seru. Akhirnya nemu juga di salah satu pusat elektronik di pusat kota. Tak banyak yang bisa dipilih, tapi daripada mesti muter-muter lagi. capek. Pilihan akhirnya jatuh ke Nokia 2626 warna pink. Lucu aja liat warnanya, he ... he ... Capek jalan dan sudah dapet handphone di tangan, sekarang waktunya nonton. Kebetulan Spiderman 3 lagi premiere. So, mumpung lagi disini, sekalian aja nonton. Asyiiik !!!! :-) Gedung cinemanya ada di seberang toko. Besar sekali. Ada sekitar 12 cinema di dalamnya. Harga tiket untuk 2 orang sekitar 9 euro. Begitu sudah diperbolehkan masuk kedalam, aku liat tidak ada petugas jaganya. Ternyata, kalau disini self service alias penonton cari tempat duduknya sendiri. Gak ada petugas penunjuk seperti di Indo :-)
4:30, filmnya mulai. Nonton dulu ah ....!!
No comments:
Post a Comment