Wednesday 30 May 2007

JJS (jalan jalan siang) yuuukkkkkkk!




8 Mei 2007. Hari ini acaranya ke kantor pos untuk mengirimkan surat keterangan no criminal record dan ijasah ku ke Kedutaan Indonesia di Austria. Just info, disini perwakilan Indonesia hanya honorary representative ( petugasnya pun bukan orang indo, he ... he ..) sehingga jika diperlukan legalisir atau visa, kita mesti minta ke kedutaan Indonesia terdekat. kebetulan yang paling deket ada di Vienna, Austria. Beruntung kita bisa melakukannya tanpa harus datang kesana. Cukup mengirimkan via pos disertai surat keterangan dan biaya pembayaran + biaya kirim ulang. Untuk legalisir per dokumen dikenakan 20 euro, sedangkan biaya kirim balik sebesar 5 euro. Pukul 11 siang kita berangkat ke Laško. Selesai urusan di kantor pos, kita jalan-jalan sebentar di pusat kota. Laško hanya sebuah kota kecil, sehingga tak banyak tempat yang bisa dikunjungi. Tapi berhubung ini pertama kali aku jalan ke kota ini, so tetep aja menarik :-) Tujuan utama ke kastil Tabor (Slo=Grad Tabor). Kita pikir jaraknya deket dari kantor pos. Ternyata setelah bertanya ke penduduk sekitar, kastilnya berada di puncak bukit.Ups! kalo jalan bakal terasa pegal kaki. capek deeee :-D Best thing is going there with car. Akhirnya kita mesti balik ke tempat parkir. Ambil mobil trus tancap gas. Nyampe di atas, langsung masuk ke dalam. Tidak ada tiket masuk karena kastil ini bukan kastil besar dan sepertinya juga bukan tujuan wisata utama. Di dalam ada restoran, sedangkan kastilnya sendiri kecil, terdiri dari 2 lantai yang dihubungkan dengan tangga besi yang bentuknya memutar. Kata suami, kastil ini sering dipakai untuk upacara pernikahan. Tak banyak yang bisa dilihat disini. Tapi karena tempatnya yang cukup tinggi, sehingga kita bisa melihat pemandangan kota Laško. Untung cuaca lagi bagus. Langit sangat terang meskipun hawanya sedikit dingin. Karena belum terbiasa, aku kemana mana masih memakai baju lengan panjang dan jaket, he .. he ... Dari atas sini kita bisa melihat gedung opera, pabrik bir Pivovarna Laško ( merupakan industri utama kota ini, dan salah satu bir terbaik di Slovenia), museum, hotel dan juga sungai Savinja yang mengalir sepanjang kota. Setelah puas jalan, waktunya pulang karena perut dah laper :-D

Besoknya kita jalan ke Celje, kota terdekat dari Laško. Sekitar 15 menit naik mobil. Mumpung cuaca lagi bagus. Disana kita jalan ke pusat kota. Jalan-jalan ke kota Celje lebih menyenangkan dibandingkan Laško. Kotanya lebih 'hidup' dan banyak yang bisa diliat. Dari mulai bangunan bersejarah sampai bangunan modern pusat perbelanjaan. Salah satu tujuan wisata yang terkenal disini Kastil Stari (Grad Stari). Tempatnya juga di atas bukit. Bedanya dengan Kastil Tabor, kastil ini lebih menarik baik dari bentuk bangunan maupun sejarahnya. Kastil ini memiliki sebuah tower yang terkenal dengan sebutan Frederick's Tower. Dulunya bangunan ini milik Vovbre, dibangun pada tahun 1241. Kemudian menjadi milik Žovnek yeomen, terus Count Celje (setelah 1333) dan the dukes. Namun setelah pembunuhan generasi terakhir Count Celje di tahun 1456, bangunan ini kemudian menjadi milik negara. Selanjutnya kastil ini dipergunakan salah satunya sebagai benteng pertahanan. Karena kita sudah pernah kesini tahun 2003, so kita gak kesana hari ini. Acara hari ini cuma jalan di old town dan sekitarnya. Dari sebutannya aja sudah bisa ditebak kalo bangunan-bangunan disini kuno alias tua, tapi arsitekturnya sangat indah dan masih terjaga keasliannya. Sekarang bangunan tersebut dipergunakan sebagai gedung perkantoran, toko-toko dan juga apartemen. JJS di kota Slovenia sangat menyenangkan, namun terkadang parkir bisa menjadi kendala karena susah dan mahal. Kita tidak bisa seenaknya parkir di pinggir jalan karena akan kena denda. Bila mo aman, harus parkir ditempat yang semestinya tapi ya gitu mesti bayar per jam, mahal lagi :-(

Tuesday 29 May 2007

My passport ... oh my passport ...



6 Mei 2007. Hari ini kita mo ke Velenje, ke tempat orang tua suami. Disana kita mo menginap semalam. Minggu malem rencananya balik ke Brezno. Jam 5 sore aku sudah packing baju dan perlengkapan yang perlu kita bawa. Kata suami, kita berangkat jam 7 malem ( ehm ... disini jam 7 masih terang benderang sih karena matahari baru terbenam jam 8 lebih). Setelah dirasa semuanya sudah siap, jam 7 akhirnya kita berangkat. Perjalanan Bresno - Velenje sekitar 45 menit. Setengah perjalanan, aku ingat sesuatu. Suami pernah ngomong kalo ke Velenje sekalian mo lapor ke polisi soal kedatanganku. Suasana di dalam mobil tenang, cuma suara musik Robbie William dari CD mobil. Tiba-tiba aku nyeletuk,' Are we going to police station for reporting me?'. 'Aha. why?' jawabnya. 'Ehm ... how you would report me if i don't take my passport with me', jawabku lirih (takut soalnya aku tau dia pasti marah, ihik ..ihik ...). 'What?!?! where is it then ? tanya dia. 'In my purse, at Bresno', jawabku. Ugh!! Dia tampak sekali kesal dan marah.Uf!! aku merasa sangat bersalah karena tidak membawanya. Padahal aku tau paspor merupakan dokumen penting dan mesti aku bawa selama perjalanan di Slovenia. Entahlah ... apa aku sudah pikun atau apa ...tapi seringkali aku suka lupa akan sesuatu ... dan sesuatu itu biasanya hal yang kecil tapi penting. Lagian sebelum berangkat dia juga tidak menyebut sesuatu soal ke kantor polisi. Bablas deh ... Akhirnya kami harus balik ke Bresno untuk mengambilnya. Hari sudah gelap dan hujan lagi! jalanan licin dan berliku. Aku khawatir dia tidak konsen karena kesal. Selama perjalanan aku sama sekali tidak diajak bicara.Alhamdulillah, kita nyampe juga di Brezno dengan selamat. Segera aku ambil pasporku dan balik ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Syukurlah suamiku ngomong lagi. Senengnya, he ... he ... Karena kejadian tadi, hampir jam 10 malem kami baru nyampe di Velenje. Langsung ke kantor polisi untuk bikin laporan.

Monday 28 May 2007

Let's go to spa!!



5 Mei 2007. Suami ada ide untuk pergi ke spa di Laško hari ini. Kebetulan disana selain spa, kolam renangnya ada water massage. Sepertinya dia butuh pijatan juga. Capek katanya ... sudah lama dia gak pergi ke spa.Lagian sebelumnya gak ada temen ... jadi males pergi sendiri:-) Karena alam yang mendukung, salah satu andalan wisata di Slovenia adalah spa. Ada beberapa tempat yang bisa dijadikan alternatif bila kita ingin relax sambil menyegarkan badan. Salah satunya Laško Thermal Spa Resort (http://www.zdravilisce-lasko.si/eng/index.php). Tempat ini terkenal juga sebagai pusat rehabilitasi dan terapi untuk penderita penyakit tulang, syaraf , traumatik, dan merupakan salah satu spa tertua di Slovenia. Jam 1:30 siang kita berangkat. Tiket masuk sebesar 4.50 euro per orang (selama 3 jam). Kolam renang di area ini ada sekitar 3; 2 kolam besar dan 1 kolam kecil. Oh iya, ada 1 lagi kolam kecil untuk pijat kaki. Kolam besar yang ada di dalam, airnya tidak hangat, tapi kita bisa menikmati semburan air dari sisi-sisi kolam untuk pijat punggung atau dada. Sedangkan 1 kolam besar diluar sepertinya hanya kolam renang biasa. Kita tidak mencobanya karena cuaca diluar sangat dingin. Untuk kolam yang lebih kecil, airnya panas dan kita bisa menikmati pijat air sambil berbaring atau tiduran. Ehm ... enak banget! Jika ingin pijat kaki, ada kolam kecil yang didalamnya terdapat batu-batuan. Satu sisi berisi air panas, sedangkan sisi yang lain berisi air dingin. Dijamin kaki akan mak nyus ...nyus ... jika masuk ke dalamnya, he ... he ... Seluruh kolam airnya berasal dari sumber mata air alami. Di samping spa, juga ada fasilitas lain seperti hotel dan villa.
Untuk hari ini kita gak ke spa karena tempatnya penuh. Kata suami next time kalo ke spa mending hari minggu dan datang lebih pagi karena tidak banyak pengunjung. Ya udah lah ...ngak masalah. So akhirnya kita hanya berenang sambil menikmati water massages. Tapi lumayan berasa lho pijatannya. Gak kalah ama pijatan shiatsu (jadi inget mas Syamsu, temen waktu di LA sby, he ...he ...). Badan jadi seger begitu selesai dan otot-otot terasa tidak tegang. Tertarik ?? tempat ini bisa jadi salah satu alternatif pilihan untuk relak jika ada kesempatan jalan-jalan ke Slovenia :-)

Friday 25 May 2007

First Day In Slovenia


3 Mei 2007. Pagi ini aku bangun siang. Semalam tidur jam 11 malam. Tapi badan masih terasa pegal-pegal. Atau mungkin pegalnya karena sebab lain, ya ? he ... he ... Anyway, aku masih sangat mangantuk. Sepertinya masih jet lag nih. Tapi mesti bangun nih karena suami sudah membuatkan sarapan. Jus, roti dan scrambled egg ... bahasa kerennya telur orak arik gitu lho :-) Ini pertama kali setelah sekian lama aku sarapan dengan roti ... biasanya nasi pecel warung sebelah rumah, he ...he ... Hari pertama tak banyak kegiatan yang kulakukan. Hanya istirahat. Siangnya kita belanja buat lunch. Suamiku mo masak spagetti. Tempat tinggal kami lumayan jauh dari pusat kota. Kalo mo belanja mesti naik mobil sekitar 10 menit. Tidak ada pasar tradisional disini. Tapi tiap hari Senin, Rabu, dan Kamis ada penjual sayur keliling naek mobil van. Cuman pilihannya memang tidak banyak. Ya kalo mau belanja yang lebih bervariasi ... mau tidak mau ya mesti pergi agak jauh. Di Slovenia, 2 retail supermarket terbesar; Tus dan Mercator. Keduanya tersebar hampir di seluruh negeri. Ada beberapa supermarket kecil milik asing seperti Spar (Belanda) Eurospin, Hardi, Lidl. Kebetulan yang deket dengan rumah, Tus. Tempatnya lumayan besar, ya ... sebesar Hero lah kalo di Indonesia. Yang dijual macem-macem, tapi kebanyakan memang bahan makanan untuk western foods ... dari segala macem daging, keju, pasta, buah-buahan sampai sayuran. Pandanganku tertarik pada bagian produk-produk makanan asia. Aku coba cari-cari terasi ato sambel pecel, gak ketemu, he ... he ... Tentu saja gak bakalan ada *hanya di angan-angan*. Yang aku liat disana cuma mie instan, beberapa macam kecap, saus tomat, beras dan bumbu instant masakan cina. Ada yang berasal dari Belanda, Thailand, Jerman dan Jepang. Tidak ada produk-produk Indonesia :-( Kayaknya bisa jadi ladang bisnis baru ya ... importir sambel pecel ke slovenia, ha ... ha ...Tapi kalo disini jangan tanya harga. Bikin mata melotot dan penyakit kanker alias kantong kering. Harganya 3 kali lipat dari harga di Indonesia. Apalagi harga buah tropis. Alpukat yang di Indo sekilo cuma 5 rb rupiah, disini 3 euro sekilo. Uf!jadi mikir kalo mo beli. Ok, time to go home. Kita udah dapet yang mo dibeli .. pasta, paprika, timun, bawang bombay, wortel, kacang manis, dan daging cincang. Ehm ... jadi lapar nih!! :-)

Home Sweet Home






2 Mei 2007. Pukul 4 sore, kumulai perjalanan ke rumah kami di Bresno. Well actually it's not really our home. Kebetulan kakek dari suami punya tempat yang kosong. So daripada mubazir, kita bisa tempati sampe kita bisa punya tempat tinggal sendiri. Ya ... namanya juga masih merintis dari bawah :-) Sepanjang perjalanan, hamparan bukit berwarna hijau kita lewati. Semuanya masih tampak sama sesuai ingatanku saat aku disini tahun 2003. Suasana kotanya sangat tenang. Jalan yang kita lewati bisa dibilang jalan pedesaan. Kecil dan berliku. Tapi memang tipikal jalan-jalan disini seperti itu. Sempit dan berliku-liku karena melewati bukit. Cuacanya pun dingin, meskipun matahari bersinar terang. Jadi ingat waktu jalan ke Batu ato Puncak, he .. he ... Yang menarik disini adalah bentuk rumahnya. Mengingatku pada buku-buku dongeng karangan Hans Christian Andersen yang dulu aku baca waktu kecil. Bentuk rumah disini kecil-kecil. Jarang ditemukan rumah besar seperti kita liat di Pondok Indah ato Galaxy mall di Surabaya. Di setiap rumah, selalu ada balkon yang penuh dengan bunga-bunga berwarna warni ... merah ...putih ...kuning. Sangat indah. Bisa dibayangkan satu negara hanya dihuni tidak lebih dari 2 juta orang. Bahkan penduduk Surabayapun lebih dari itu :-D Banyak tanah kosong disini. Hanya beberapa blok penuh dengan bangunan rumah dan apartemen. Sedangkan beberapa rumah dibangun di atas bukit, terpencar-pencar. Pemandangan yang sangat kontras jika dibandingkan dengan Indonesia. Tak ada lagi tanah kosong disana. Semuanya dibabat rata untuk mall atau real estate. Tak heran, banjir dimana-mana. Pemerintah Slovenia memang membatasi ijin pembangunan rumah atau bangunan lainnya. Kata suamiku, ijin nya sangat mahal. Lebih mahal dari harga tanahnya. Harga 1 flat kecil bisa mencapai 500 juta lebih. Pantas aja gak banyak orang punya rumah.
Sebelum sampai dirumah, kami mampir dulu untuk makan. Dari sini sudah mulai kurasakan perbedaannya. Tak lagi kutemukan tempe penyet atau nasi pecel, he ... he ... Suamiku memilihkan ayam bakar ama nasi karena itu satu2nya yang mungkin bisa kumakan. Ya ... agar perutku tidak shock. Tapi bener-bener gak enak. Nggak ada rasanya. Lha wong cuma ayam dibakar tanpa ada saus ato apa. Gak seperti di Indonesia yang kaya akan bumbu-bumbu pedas. Ehm ... yummy! Oh well yang penting perut terisi. Perjalananpun dilanjutkan. Setelah hampir 1 jam, akhirnya kami sampai juga. Home sweet home. Uf! Tak sabar rasanya untuk segera tidur dan beristirahat :-) Kakeknya menyambut kami. Dia sapa aku dengan bahasa Slovenia. Aku gak ngerti cuma senyum senyum aja, he ..he ... Suamiku akhirnya menerjemahkan setiap pertanyaan yang ada. Sebenernya aku sudah pernah kesini. Tapi aku tak pernah masuk sampai ke dalam. Kami menempati lantai 2 karena lantai 1 kebetulan dipakai kakeknya untuk buka bisnis kecil-kecilan. Lantai 2 tempatnya cozy, tapi sedikit dingin. Kata suami, pemanasnya harus dihidupkan dulu agar sedikit hangat di dalam. Whatever deh ...yang penting aku bisa tidur, he ... he ...

Finally ... it's over!


2 Mei 2007. Jam 3 sore kurang dikit pesawatku landing di Bandara Brnik, Ljubljana. Uf! deg-degan juga mo ketemu suami, he ... he ... Kira-kira seperti apa ya dia sekarang ??? Maklum 8 bulan gak ketemu. Jarak memisahkan kami karena dia harus balik ke negaranya. Sedangkan aku gak bisa langsung menyusul karena mesti mengurus tetek bengek dokumen buat berangkat kesana. Begitu turun dari pesawat, seluruh penumpang langsung menuju bagian imigrasi. Hampir seluruh penumpang orang kulit putih. hanya aku dan 2 orang yang kulitnya berwarna coklat, he ... he ... Pertama kali melihat mereka, aku pikir 2 orang itu berasal dari Indonesia. Seneng banget sebab ada temen 'senasib seperjuangan' di sini. Eh ... dugaanku salah. Gak sengaja aku baca dari tanda pengenal di tas yang dibawa.Mereka ternyata dari Filipina :-( Anyway, akhirnya giliranku maju. Kuberikan pasporku. Petugas imigrasinya seorang cewek, cantik tapi gagah. Setelah melihat pasporku, dia bertanya 'Do yo speak english ?' Aku jawab 'yes'
Lalu dia bertanya lagi,'When do you plan to return to Indonesia?'. Aku jawab kalau tujuanku ke Slovenia mau ketemu dengan suami dan menetap begitu mendapatkan ijin tinggal disini.'Is your husband here to pick you up?' tanyanya lagi. 'Yes, he is here' jawabku. Where does he live?' tanyanya. 'Velenje', jawabku. 'Ok, while i copy your passport, you can take your luggage', begitu katanya. Lalu dia persilahkan aku keluar dari antrian untuk mengambil bagasi. Pada saat aku menunggu di antrian, dia menghampiri aku lagi, 'When you get your luggage, could you go to that office ? We need to ask you about few things' Katanya sambil menunjuk ke kantor dekat dengan bagian imigrasi. 'Yah, sure no problem' jawabku. Ehm ... dalam hati deg-degan juga. Kira-kira apa ya yang mereka tanyakan. Setelah menunggu hampir 10 menit, bagasiku nongol juga. Aku letakkan semuanya ke trolley. Sebelum ke kantor tadi, aku sempatkan ke kamar kecil dulu karena sudah kutahan sejak di pesawat :-D
Selesai urusan di kamar kecil, ku menuju petugas cewek tadi. Aku bertanya lewat mana, karena tidak ada jalan selain melewati antrian para penumpang. Dia keluar dari kotaknya, dan mengantarku ke kantor pemeriksaan. Kuletakkan trolleyku di depan, lalu masuk ke dalam. Tampak seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahun an duduk disana. Kemudian keduanya berbicara dalam bahasa Slovenia. 'Can you come with me and pick up your husband?' Tanya si cewek. 'Ok' jawabku. Kemudian kami berdua berjalan menuju pintu keluar. Tanpa kesulitan kutemukan suamiku. Kukenali dia dari jaket kulit hitamnya. Dia berdiri mondar mandir. Tampak kalo dia sedikit nervous. Kuhampiri dia, 'Hi! here you are', sapaku. 'Please come with me' kataku sambil kutarik tangannya agar bisa mengikutiku.Kujelaskan kalau mereka ingin bertemu dan bertanya mengenai beberapa hal. Akhirnya dia ngobrol dengan petugas cewek tadi sambil berjalan menuju ke kantor pemeriksaan. Sesampainya disana, terjadi percakapan di antara dia dengan petugas pemeriksaan. Sepertinya mereka memeriksa perihal kedatanganku dan kebenaran data yang ada. Mungkin mereka takut aku seorang alien ato imigran gelap, he ... he ... Kalo mereka tidak memperbolehkan aku masuk seperti gadis di bandara Paris ... bisa berabe nih. Tak lama semuanya selesai dan mereka membolehkan kami keluar. Uf! leganya... Akhirnya perjalanan ini usai dan aku bisa ketemu juga dengan suamiku. Kangen banget nih!! ;-)

Wednesday 23 May 2007

What a tiring trip!!


1 Mei 2007. Akhirnya kumulai juga perjalanan ke Slovenia. Sudah kubayangkan pasti akan sangat melelahkan. Jam 10 pagi tepat aku berangkat dari rumah. Pesawat Garuda tujuan Sby - Jakarta, take off jam 12 tet. Jarak dari rumah ke bandara lumayan jauh. Apalagi sekarang bandara Juanda sudah pindah ke lokasi yang baru. Akhirnya sampe juga ... pukul 11.30 ... ya ampuunn ... aku telat check in. setelah tangisan bombay dengan keluarga, berat hati aku harus meninggalkan mereka untuk waktu yang tak bisa kutentukan. Di counter Garuda, sudah tidak ada yang check in. semuanya sudah siap2 boarding. Mba penjaga counter dengan cepat men-check in kan aku. Yang ku khawatirkan hanya satu ... bagasi. Pasti overlimit. Dugaanku benar. Bagasiku over 5 kg dari batas maksimal 30 kg o ... o ... Si mba nya bilang aku mesti bayar di loket bagian excess luggage. Waduh ... kan pesawatku udah mo boarding. Aku minta agar bisa bayar di check in aja. Tapi mba nya menolak. Akhirnya dengan pertimbangan waktu, aku dipersilahkan boarding dengan tanpa membayar bagasiku yang over limit. Ugh lega rasanya ... terima kasih Garuda.
Selama di pesawat, pikiranku tak jauh jauh dari masalah bagasi. Yang pasti aku harus membayar overlimit waktu check in di counter Air France karena maksimal 20 kg. Ehm .... pasti mahaaaaaaaaaaaaal!!!!:-((
Jam 1 lebih 15 pesawatku landing dengan selamat di bandara internasional Soekarno Hatta. Segera aku ambil bagasi dan menuju ke terminal keberangkatan internasional. Aku sudah lupa dimana tempatnya. Seorang pria dengan sedikit 'memaksa' menawarkan jasa untuk mengantarku keatas. Aku sebenernya sudah mencoba untuk menolak karena pasti ini tidak gratis. Tapi dia tetep memaksa. Dugaanku gak salah. Hanya mengantarku ke atas saja, aku harus memberi dia 50 ribu rupiah. Aku sempet protes ... 'MAHAL AMAT??' Dia jawab 'ya emang segitu.itung2 juga membantu'. Uh! membantu ??? Aku yakin banyak orang yang merasa tertipu oleh 'niat baik' mereka.
Anyway, akhirnya kutemukan terminalnya. Pesawatku masih sekitar 4 jam lagi. Tapi jam 3 sore aku sudah harus check in. Tak banyak yang bisa dilakukan di ruang tunggu depan terminal. Hanya beberapa restauran dan cafe kecil-kecil berderet. Banyak calon penumpang lalu lalang dan duduk-duduk sambil membaca koran atau ngobrol. Jam 3 tepat, aku masuk ke dalam. Aku mengantri di counter SQ karena aku mesti transit dulu di Singapura sebelum naek Air France. Deg ...degan juga memikirkan berapa aku mesti bayar untuk over limit bagasi. Tentunya sekarang aku tak akan seberuntung waktu check in di Garuda. Di depanku, 2 orang berperawakan besar masih check in. Kalo diliat dari pakaian dan sosoknya, dugaanku mereka dari Afrika. Aku liat bagasi yang dibawa banyak sekali dan besar-besar. Sekitar 6 buah. Aku perhatikan, mereka tidak kena charge. Wah ... ada sedikit perasaan lega. Akhirnya giliranku tiba. Aku masukkan bagasiku yang paling besar. 24 kg beratnya. Aku tunggu reaksi petugas counter. Lalu dia bertanya kalo bagasiku cuma 1. Aku jawab ada 1 lagi, yang rencananya mo aku bawa ke pesawat. Dia sarankan untuk memasukkan ke bagasi karena ada regulasi baru terkait masalah barang bawaan penumpang, misalnya barang-barang yang mengandung cairan. Takutnya di bandara Changi aku dapet masalah. Akhirnya 2 koperku masuk bagasi. Aku tunggu tanda-tanda dari petugas jika aku kena charge. Alhamdulillah ... ternyata tidak ada. Uh!! Tau gitu aku bawa bekal bumbu-bumbu masakan indonesia yang banyak :-((
Perjalanan ke Singapura lancar. Pelayanan SQ memang sangat baik. Sampe di bandara, aku diberikan personal assistance to get Air France check-in so that i wont get lost. Another waiting at the airport. Sekarang aku harus menunggu sekitar 4 jam. Pesawat baru take off jam 11 malem. Uh capeknya!!! Perjalanan Singapura - Paris sekitar 17 jam. Kebayang kan pantat bakalan panas karena duduk, he ... he ... Diatas pesawat, hiburan cuma video plus radio. Untungnya tiap penumpang dapat personal tv.
Pukul 6 pagi lebih sedikit, pesawat landing di bandara Charles De Gaule, Paris. Hari masih sangat pagi dan sangat dingin. Aku mulai merasakan perubahan cuacanya. Maklum di Surabaya, sudah terbiasa dengan hawa panas yang menyengat. Segera kupakai jaket dan turun dari pesawat. Lega rasanya bisa berdiri dan melemaskan kedua kakiku. Aku masuk ke dalam bis yang mengantar kami ke terminal kedatangan. Connecting flight ku ke Slovenia jam 1 siang. Jadi aku tidak diburu waktu. Sebenarnya aku bisa ambil flight jam 7:30. Tapi suamiku khawatir aku akan terburu-buru. Apalagi aku sama sekali tidak tau situasi bandara disini. Lagi-lagi aku harus menunggu. Uf!!!! Badanku sudah sangat capek. Rasanya seperti dipukuli maling :-) Mata rasanya ingin terpejam. Aku duduk termanggu. Di depan kursi tempatku duduk terdapat deretan counter untuk connecting flight. Lalu lalang penumpang berlarian menuju terminal keberangkatan. Keadaan sudah sepi. Disebelahku duduk seorang gadis cantik berambut panjang, dengan dandanan ala artis (menurut ukuran Indonesia :-)), jaket kulit, rok pendek dan sepatu boot, berusia kira-kira 17 tahun dan seorang kakek.Mereka tampak serius bercakap-cakap. Sebelumnya aku melihat mereka berjalan melewatiku menuju pintu keluar. Tiba-tiba, gadis itu bertanya ' do you have a cellphone?' 'No, I dont have it' jawabku. 'Ok, thanks' jawabnya dengan kecewa. Aku berpikir kenapa dia butuh telpon ya ... Tapi aku ga tanyakan alasannya. Aku baru tau alasannya setelah mereka menanyakan ke tiap orang untuk pinjam telpon. Mereka ingin menelpon keluarganya di Paris karena ternyata paspor mereka ditolak oleh pihak imigrasi Perancis, sehingga mereka tidak dapat keluar dari airport. Mereka tidak dapat masuk sebab mereka berasal dari Rusia (Chechya). Putus asa karena tidak ada yang membantu, si gadis menangis. Kasihan sekali. Entah apa yang terjadi selanjutnya. Yang pasti, akhirnya polisi membawa mereka berdua ke dalam pos pemeriksaan.
Uf!Jam 12 siang. Aku bergegas menuju terminal 2b. Sebelumnya aku sudah check in di Singapura. Jadi aku tidak perlu check in lagi. Gate ku no 24. Jam 1 tet, pesawatku take off menuju Slovenia. My husband .... here I come!!!! :-D

Thursday 17 May 2007

Tak Kenal maka Tak Sayang


Ketika orang menyebut Slovenia, yakin tak banyak orang yang tahu. Itulah pengalamanku kali pertama mengatakan akan tinggal disana. Orang akan selalu balik bertanya ... dimana itu ??? Kebanyakan orang berasumsi Slovenia merupakan bagian dari Rusia. Bahkan ada yang menyamakan dengan Slovakia ... he ... he ... mungkin karena nama kedua negara ini hampir sama. Secara geografis, keduanya memang sama, sama-sama berada di daratan eropa. Akhirnya yang bisa kulakukan hanya menjelaskan kepada setiap orang dimana sebenarnya negara ini. Memang wajar jika tak semua orang tau keberadaannya. Slovenia bukan negara besar seperti Jerman, Perancis, Spanyol, Inggris atau negara besar lainnya di Eropa yang memang sudah dikenal di seluruh dunia. Bahkan Indonesia yang menurut ukuran kita besar, tak semua orang tahu. Namun orang akan tanggap ketika kita menyebut Bali. Banyak diantara mereka yang tidak tahu kalo Bali adalah bagian dari Indonesia. Sangat miris, bukan ? Lain halnya dengan Slovenia. Negara ini luasnya hanya 20.273 km2, sedikit lebih besar dari pulau NTB. Jumlah populasinyapun hanya 2 juta orang. Lebih sedikit daripada kota kelahiranku, Surabaya, he ... he ...
Republik Slovenia adalah negara pesisir Sub-Alpin di selatan Eropa tengah berbatasan dengan Italia di sebelah barat, Laut Adriatik di barat daya, Kroasia di selatan dan timur, Hungaria di timur laut, dan Austria di utara. Negara ini adalah bagian Austria-Hongaria pada 1918 dan kemudian menjadi bagian Slovenes (Kroasia dan Serbia) pada 29 Oktober 1918 - 1 Desember 1918, Republik Federal Sosialis Yugoslavia dari tahun 1945 hingga memisahkan diri dan merdeka pada tahun 1991. Sejak tanggal 1 Mei 2004 sudah menjadi anggota UE.

Di blog ku yang sederhana ini, aku coba sedikit berbagi cerita. Itung-itung daripada nganggur gak ada yang dikerjakan, aku mencoba membagi sesuatu yang mungkin bisa menambah ilmu dan bahan obrolan. Sesuai pepatah, tak kenal maka tak sayang. Semoga ceritaku tentang Slovenia bisa menginspirasi orang lain untuk lebih mengenalnya.