Thursday 28 June 2012

Surabaya ... I'm coming SOON!!!


Sik ... asyik dapat tiket pesawat murah ... alhamdulillah! 2 dewasa dan infant cuma 1380€ Venice-Sby pakai KLM! Akhirnya setelah 3 tahun kita bakal mudik ke Indonesia. Keluarga di Surabaya sudah tidak sabar pengen ketemu Satria ... Mudah-mudahan nih anak gak rewel selama perjalanan jauh dan berjam-jam ... puih *ngusap keringet* :-)

Saturday 7 April 2012

My Cooking E-Books are RELEASED!!!!



Horeeeeee!! akhirnya 2 e-book kumpulan resep masakan Indonesia yang kukerjakan hampir 1.5 tahun selesai. Lega, senang, bangga, campur aduk rasanya!!! Setelah melewati proses yang panjang, kerja keras mengumpulkan bahan untuk tulisan, menyusun materi dalam bahasa Inggris, editing yang bolak balik .... gak terkira udah berapa kali, masukin ke website online shopku (syukur punya suami yang pinter komputer), tepat tanggal 3 April kita launched melalui websiteku http://www.tasty-indonesian-food.com/indonesian-food-recipes-ebook.html

Dan bisa dibeli onine lewat online shop-ku http://www.mithra.si/shop/index.php?route=product/category&path=45.

Semoga e-book ini membawa manfaat bagi orang lain yang mencintai kuliner Indonesia seperti halnya aku dan suami.

Thursday 25 August 2011

Selamat datang di dunia, hidupku nafasku!!

14 Agustus 2011. Benar adanya ungkapan yang menyatakan 'Jika surga ada di telapak kaki ibu'

Sabtu, 13 Agustus 2011. Selesai menyiapkan makan siang suami, sekitar jam 11.30, tiba-tiba terasa ada cairan keluar dari vagina. Bergegas segera ke kamar mandi untuk melihat apa yang terjadi. Benar adanya, ternyata setelah cek, bercak yang ada bukan darah putih tapi semacam cairan tak berwarna dan tak berbau. Curiga pasti air ketuban yang bocor. Kuberitahu suami dan dia bilang mungkin kita mesti segera ke dokter. Aku bilang jangan dulu, tunggulah, mungkin cuma false alarm dan bukan hal yang serius. Untuk memastikan bukan hal yang serius, kita segera cek ke internet mengenai hal tersebut. Kuganti celana dalam dengan yang baru dan cuma beberapa menit lagi-lagi cairan yang sama muncul lagi, sedikit demi sedikit. Dari beberapa website menyebutkan kalau air ketuban yang muncul sedikit demi sedikit menandakan kalau kelahiran akan segera terjadi. Segera bergegas kita putuskan ke rumah sakit. Kita bawa semua keperluan yang kita siapkan untuk melahirkan.

Pukul 12.30 kita sampai di Rumah Sakit Bersalin Celje. Oleh suster jaga langsung tes CTG untuk mengetahui gerakan jantung si bayi dan gerakan kontraksi di perut. Belum ada tanda-tanda kontraksi yang berarti. Sekitar jam 13:00 dokter jaga datang mengecek. Ternyata memang air ketuban sudah pecah. Oleh suster kami segera dirujuk ke bagian rawat inap untuk observasi.

Jam 6 sore, setelah selesai makan malam, suster memberi suntikan anti-biotik karena air ketuban yang sudah pecah. Kucoba untuk istirahat. Sekitar jam 7 malam lebih sedikit, kumerasa sensasi yang lain di perut bagian bawah. Rasanya seperti kram saat menstruasi. Karena belum pernah ini merasakan yang namanya kontraksi, asumsiku ini pasti salah satunya.Apalagi kumerasakan berulang, tiap 15 menit. Semakin lama intensitasnya semakin dekat. Dari 15 menit menjadi 10 menit, kadang 8 menit. Rasanya seperti kram saat datang bulan, seperti ada yang menekan perut bagian bawah dengan sangat kencang dan kuat. Karena rasa sakit yang sudah tak tertahankan, akhirnya kupanggil suster. Saat itu jam menunjukkan sekitar pukul 10 malam. Kembali aku masuk ke ruang CTG. Tiap kali line di layar untuk mengukur gerakan kontraksi menunjukkan angka 25, bersiap-siap aku menahan sakit, karena dari angka 25 itu akan bergerak naik - menunjukkan intensitas kecepatan kontraksi yang terjadi. Rasanya seperti ada sesuatu yang menekan dengan sangat kuat dan ingin menembus vagina. Saking sakitnya samapi aku bertanya ke si suster dia punya anak berapa, Ngebayangin dia pasti juga mengalami hal yang sama pas melahirkan .... merasakan sakit yang amat luar biasa.

Karena sudah ada tanda-tanda kontraksi dengan intensitas yang lumayan berdekatan, oleh si suster aku diantar ke ruangan dokter untuk diperiksa. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan vagina untuk mengetahui bila sudah ada pembukaan. Ternyata belum. Kembali aku mesti balik ke ruang rawat inap untuk menunggu kontraksi yang lebih intens antara 2 - 3 menit. Pepatah bilang 'menunggu itu menjemukan', dalam kasus yang satu ini 'menunggu itu sangat menyakitkan'.

Selama menunggu, kontraksi terus terjadi. Semakin lama semakin kuat sampai akhirnya kuhitung intensitasnya sudah 2 - 3 menit an. Waktu menunjukkan pukul 1 dini hari. Lagi ku bel si suster. Kembali aku masuk ruang CTG. Dan memang benar ... intensitas kontraksi semakin sering dan cenderung meninggi. Kembali aku diantar ke ruang dokter. Namun karena dokter lagi tidak ada ditempat, aku di handle oleh suster jaga. Dia lakukan cek yang sama sebelumnya seperti yang dilakukan oleh si :dokter. Ternyata sudah ada pembukaan 2 cm. Itu artinya aku mesti segera masuk ke ruangan bersalin. Sambil menahan sakit, kutelpon suami dan cuma bisa bilang 'čas je, pridi sem'. 'pridem', jawabnya .... terdengar kalau suaranya mengantuk.

Di ruang bersalin, lagi-lagi aku mendapati mesin CTG, seperti ketemu si mimpi buruk .... ' ya Allah barang ini lagi' dalam hatiku. Karena masih pembukaan 2 cm, artinya mesti menunggu sampai pembukaan 10. Pembukaan 2 cm aja sakitnya sudah amit-amit, apalagi 10 ya Allah!

Di tempat tidur aku menahan sakit sendirian , ditemani suster yang lagi duduk di depan meja kerjanya. Tiap kali ada kontraksi ak mesti ambil nafas banyak ... huh ... huh ... huh ... huh ... huh ... sampai kontraksi selesai. Tentunya sambil menahan rasa sakit yang amat sangat, dan berharap suami segera muncul.

Pukul setengah tiga dini hari akhirnya dia datang. Dan kontraksipun masih terus, semakin kuat dan semakin sering. Aku pegang tangannya sangat kuat, namun itupun tak sanggup mengurangi rasa sakit, terkadang tanganku sampai meremas bantal dan menutupi wajahku ... mencoba berbagai cara menyalurkan rasa sakit yang ada.

Hari menjelang pagi ... matahari sudah muncul ... tak ingat pukul berapa ... suster mengambil inisiatif untuk memberi obat pengur:ang sakit berupa cairan ... namun itupun tak mengurangi rasa sakit yang ada ... apalagi tak lama setelah itu, sekitar pukul 08:30 dia memberi obat perangsang untuk mempercepat kontraksi agar terjadi pembukaan yang lebih besar. Itu artinya semakin intensif kontraksi yang timbul, rasa sakitnya ... terasa seperti ada yang mendorong dengan sangat kuat dari dalam untuk keluar. Karena belum waktunya 'push', cuma boleh ambil nafas dari hidung saat kontraksi terjadi. Dan tiap kali selesai ambil nafas, mulut dan tenggorokan kering banget ... dan juga rasanya beberapa kali ingin muntah. Setelah sebelum-sebelumnya masih nahan, akhirnya sudah tak tahan .... muntah juga!

Waktu udah semakin siang. Aku lihat suami terkantuk-kantuk ... maklumlah dia tidak tidur semalaman. Sesekali suster mengecek sudah pembukaan berapa yang terjadi. Sampai menjelang pukul 09:30 ternyata kepala Satria posisinya masih tinggi dan belum juga bisa menembus keluar ... oleh si suster aku diminta untuk mendorong ... 2 kali tapi tak ada perubahan. Akhirnya, si suster memanggil dokter jaga untuk meminta second opinion. Tak lama kemudian, seorang dokter datang mengecek. Dari hasil pengecekannya diputuskan untuk dilakukan segera emergency c-section karena ditakutkan jika diteruskan kontraksi tak akan banyak membantu dan akan membahayakan si bayi. Sudah lemas dan menahan sakit karena masih kontraksi aku mendengar si dokter memberi penjelasan apa itu operasi ceasar. Trus diminta tanda tangan beberapa pernyataan untuk mereka bisa melakukan operasi.

Jam 10 lebih mereka membawaku ke ruang operasi. Sampai disana, lagi-lagi aku mesti mendengar penjelasan mengenai prosedur anestesi ... pilihan mana yang mesti kuambil ... spinal anestesi (mati rasa dari pinggul ke bawah) atau general anestesi (bius total). Karena aku ingin mendengar tangisan si bayi pertama kali, aku pilih spinal anestesi .... meskipun ada rasa takut dan ngeri juga merasakan jarum disuntikkan di tulang belakang. tapi pikirku udah kepalang basah ... udah merasakan sakitnya kontraksi, pasti jarum bius tak lebih sakit dari itu. Dan alhamdulillah memang tidak terasa sakit ... 5 menit kemudian aku sudah tidak merasakan bagian bawah tubuh. Pas dokter memotong bagian bawah, aku tak merasakan apa-apa. Aku bisa merasakan beberapa suster menekan bagian dadaku ketika dokter mencoba mengambil si bayi ... entah apa mereka lakukan ... tapi terasa sakit juga. Aku tak bisa melihat karena ada pembatas kain yang ditempatkan di sekitar dada selama operasi. Alhamdulillah tepat pukul 10:40, si bayi lahir .... kudengar tangisannya sangat kencang! Ya Allah ... lega dan bahagia rasanya! Aku tanya ke tim operasi jika dia baik-baik saja, dan mereka jawab 'iya' ... tak lama kemudian si suster memperlihatkannya ke aku ... Subhanallah ... indahnya ciptaan Allah! He's a beautiful healthy baby boy! Ilang semua rasa sakit yang kurasakan sebelumnya begitu melihat dia sehat dan lengkap. Being in that labour room definately one hell of experience, but really really WORTH it!!

NB : Catatan ini dibuat saat menjalani rawat inap melahirkan

Thursday 28 July 2011

Toast for US!

28 Juli 2011

3 years of internet friendship ....

3 years of long distance relationship ...

5 years of marriage ...

11 years we've been known each other ... going through so many things ... tears and joy ...

Cheers for my dearest one, my bestfriend, my guide, my lover and future father of our baby ... today we celebrate the day when we promised to be husband and wife ...

Happy 5th wedding anniversary ... cheers for US! For better and worst, we are ONE.


We (me and our baby) love you ... midva rada te imam!
Left picture taken in 2001 ... first time we met in person after a year of internet correspondence

Right picture taken in 2011

Tuesday 24 May 2011

Anugrah Terindah


24 Mei 2011. Alhamdulillah hari ini tepat masuk minggu ke-28, tepat bulan ke-7 dirimu tumbuh di dalam rahim bunda, sayang .... Tendanganmu semakin kuat dan sudah membuat bunda susah tidur di malam hari :-) Semoga semua lancar dan akan kulihat tangisanmu dalam beberapa bulan lagi ... sudah tak sabar bunda untuk memelukmu dan bercanda denganmu.

Dan hari itu, 15 Desember 2010, adalah hari paling membahagiakan. Engkau adalah hadiah tahun baru awal buat kita berdua.

Mempunyai keturunan adalah impian setiap pasangan ... seperti halnya impian seorang wanita untuk menjadi ibu. Namun terkadang tak gampang untuk mendapatkannya atau tak gampang untuk memutuskan memiliki buah hati. Ketika kita memutuskan untuk menikah, saat itu, detik itu pula, semua orang di sekitar kita 'berharap' kita mendapatkan keturunan. Akan ada selalu muncul pertanyaan di setiap ketemu saudara, teman sekolah, teman kerja bahkan kenalan 'sudah punya anak?', 'kapan punya baby?' atau jika dijawab belum punya, akan ada pertanyaan yang lebih menohok 'lho belum punya ... kan udah menikah lama ... kenapa? suami gak mampu ya? apa perlu dibantuin?' ... Nah pertanyaan seperti ini yang sangat menyinggung ... mungkin si penanya bermaksud cuma guyon, tapi tanpa disadari pernyataannya sedikit banyak menimbulkan rasa tak nyaman bagi yang ditanya. Namun demikianlah hidup di society yang 'terbiasa' ingin tahu kehidupan orang lain. Walaupun kita sudah hidup jauh dari mereka, dengan teknologi yang sekarang ada, tidak bisa dihindari. Terkadang capek juga melayani pertanyaan yang sama ... over and over again. Mereka tidak menyadari kalau mungkin ada alasan tersendiri yang membuat pasangan tidak/belum mempunyai keturunan dahulu. Seperti halnya kita, untuk hal satu ini kita memutuskan untuk tidak tergesa-gesa. Ketika menikah 2006, kita putuskan untuk menikmati kebersamaan berdua, saling mengenal satu sama lain dulu ... karena selama berpacaran 3 tahun, hanya lewat internet, telpon atau sms. Diapelin juga hanya setahun sekali :-) Disamping itu sebagai pasangan muda, kita belum memiliki apa-apa ... tinggalpun juga masih nomaden. Tentunya sangat sulit jika kita mempunyai anak dan harus mondar-mandir seperti setrika. Disamping jika punya bayi, semua dikerjakan sendiri ... tak akan ada babysitter atau jasa penitipan bayi di mertua ... karena mertua juga cuma bapak dan masih aktif kerja. Yang pasti harus ada persiapan mental dan tentunya juga dan juga material. Juli 2010, akhirnya kita punya tempat tinggal tetap. Oktober 2010 ketika semua sudah settle dan sudah merasa cukup berduaan, akhirnya kita putuskan 'inilah waktunya'.

Dan alhamdulillah Allah SWT mengabulkan ... hanya 2 bulan dari rencana, kita sudah diberi kepercayaan. Padahal sempat juga ada kekhawatiran kalau bakal akan memakan waktu lebih lama mengingat umur juga sudah tak lagi muda. Yang lebih melegakan, selama proses kehamilan, semua sangat lancar. Tak ada keluhan yang berarti ... tak ada acara muntah-muntah, mogok makan, ngidam yang aneh-aneh, gak mengalami mood swing yang parah atau hal lain yang biasa dialami oleh ibu-ibu hamil ... masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari tanpa masalah ... hanya merasa cepat capek saja. Dari hasil cek kesehatan, semua juga bagus - mengingat umur yang tergolong ada resiko jika mengandung. Tak perlu ada tambahan suplemen untuk boast fisik. Terakhir cek di obgyn, si dokter malah sampai bertanya aku makan apa kok kondisi bisa se-fit ini ... I guess Indonesian food really works good on me! :-) Perkembangan si bayi juga sangat bagus, semua normal dan dia sangat aktif didalam. Alhamdulillah juga mendapat dukungan dari keluarga disini. Tak lagi bingung perlengkapan bayi ... dari mulai baju, tempat tidur bayi, kereta bayi + tempat duduk bayi di mobil kami dapat gratis dari saudara dan teman. Walaupun bukan barang baru, namun kondisi masih sangat layak dipakai. Kita mikir kebutuhan bayi hanya dipakai untuk beberapa tahun dan setelah itu tak lagi diperlukan ... jadi sayang membuang uang untuk hal yang tidak begitu penting. Sangat bersyukur punya suami yang sangat mengerti dan mendukung. Biar body istri sudah tak lagi seksi masih suka muji dan bikin mood balik bagus lagi :-) BB udah naek 10 kilo! Komen dia 'pregnancy really suits you! you look more beautiful!' ... ouch! that's mind blowing! Tapi biar demikian, gak mau ah sering-sering hamil ... tunggu gimana ntar yang satu ini ... kalau semua berjalan dengan lancar, mungkin 1 lagi kalau diberi kesempatan .... Amien. Aku merasa bersyukur diberi kesempatan untuk mengalaminya .... menjadi calon ibu dan berdoa menjalani peran seorang ibu dalam beberapa bulan. Allah sudah memberi banyak nikmat kepada kita berdua. Tak dipungkiri ada rasa khawatir dan takut apakah kami bisa menjadi orang tua yang baik. Namun kami percaya semua melalui proses belajar. Jika kita membuat kesalahan, bukan berarti kita orang tua yang buruk ... tapi kesalahan-kesalahan itu akan menjadikan pribadi yang lebih baik.

Saturday 1 January 2011

Thursday 21 October 2010

His 31st Birthday

Akhirnya ada waktu juga buat update blog. Beberapa bulan belakangan ini sibuk dari ngurusi kerjaan, ada tanggungan nulis sampe ngurusi rumah yang masih perlu dibenahi dan diisi. Alhamdulillah sebagian udah beres. Aniwei, minggu yang lalu tepatnya tanggal 12 suami ulang tahun yang ke-31. Karena masih dalam kondisi prihatin, tak ada perayaan meriah. Meskipun demikian, tak mungkin ulang tahun suami berlalu begitu saja. Dari pagi kupersiapkan kejutan kecil untuknya ... ngubek di dapur berjam-jam masak menu spesial buat ulang tahunnya. Kuputuskan bikin nasi kuning dkk :


Nasi Kuning (yellow rice) http://www.tasty-indonesian-food.com/yellow-rice.html
sambal goreng ati kentang http://www.tasty-indonesian-food.com/sambel-goreng-ati.html
kering tempe teri kacang http://www.tasty-indonesian-food.com/spicy-fried-tempe.html
daging tahu bumbu bali
urap sayur http://www.tasty-indonesian-food.com/urap-urap.html
dadar telur

Pas dia pulang dari kerja, dia surprise banget. Bahagia rasanya melihat senyum bahagianya ... terucap kata 'hvala ... super si!' yang artinya 'terima kasih ... kamu luar biasa'. Rasa capek karena berjam-jam di dapur langsung tak terasa. Selanjutnya kita nikmati kebahagiaan menikmati tumpeng cinta buatanku ... dengan lahap dia santap :-)

Hari Sabtunya, keluarga suami datang ke apartemen buat ngerayain bareng-bareng ulang tahunnya. Suami request buat masak makanan Indonesia, so tamunya yang bule semua bisa nyobain. Yaaa ... dengan senang hati aku mulai lagi berjibaku di dapur. Bikin urap sayur dan teman-temannya :
- Urap sayur
- rempeyek kacang
- mie goreng jawa
- ayam bakar bumbu rujak
- perkedel tahu
- tumis tempe udang santan kecap
- krupuk

Sedangkan suami kebagian order kue, soalnya yang masak udah gak sanggup kalo mesti bikin cake sekalian :-)
Alhamdulillah tamunya antusias mencoba semua masakan yang disediakan ... bahkan neneknya yang usia 85 tahun yang datang jauh-jauh dari Nova Gorica. Tentunya kebahagiaan juga dirasakan suamiku ... dapat kado banyak ... dari mulai coklat, kopi asli itali, coffee maker (padahal minum kopi juga jarang banget :-)) sampe mentahan.