Sunday 4 November 2007

Half year already ...


1 Nov 2007. Hari ini genap setengah tahun aku tinggal di Slovenia. Alhamdulillah aku sudah merasa betah. Selama 6 bulan berjalan, banyak sekali kejadian yang terjadi dari mulai repotnya mengurus surat-surat untuk tinggal disini, adaptasi dengan situasi dan cuaca disini yang beda banget dengan di Surabaya, belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik, dari mulai mengurus suami, belajar masak, dan mengurus pekerjaan rumah yang lainnya. Bisa dibilang suatu perubahan yang besar buat aku. Dari seorang pekerja yang biasanya kerja di kantor dari jam 8 sampai jam 5 kadang malah sering overtime sampe jam 8 malam, menjadi seorang pengangguran yang hanya tinggal dirumah. Memang proses hidup yang mesti aku jalani. Sudah menjadi konsekwensi dari pilihan yang kubuat ketika memutuskan untuk menikah dengan si bule :-) Hidupku disini memang tidak kekurangan namun juga tidak berlebihan. Mungkin istilah orang jawa bilang pas-pas an:-) kehidupan disini memang jauh dari Indonesia ... dari mulai situasi dan kondisi alam yang berbeda sampai ke masalah perut. Harga barang disini bisa dikatakan 3 kali lipat lebih mahal dari harga barang di Indonesia. Contoh saja harga bahan makanan.
Tomat 1, 50 euro (sekitar 15 ribu rupiah)
Ayam 3,95 euro per kilo
Udang 13,30 euro per kilo
Bisa dibayangkan kan pusing nya jadi ibu RT kalo budget pas-pas an :-))
Yang menarik disini, harga yang ditawarkan oleh supermarket sangat kompetitif. Di Slovenia ada 3 chain market besar dengan harga yang ditawarkan terkadang berbeda. Tiap supermarket memiliki cara tersendiri untuk menarik konsumen, misalnya dengan memberikan diskon.Harga barang A di supermarket X bisa lebih mahal/murah dari supermarket Y. Jadi kita sebagai konsumen mesti teliti. Untungnya mereka selalu mengirimkan katalog atau brosur mengenai harga terbaru. Ini salah satu hal menarik bagiku. Perusahaan pemilik supermarket disini sangat care mengenai masalah marketing. Mereka berani mengeluarkan budget untuk membuat katalog ato brosur tiap saat mengenai perubahan harga di retail mereka. Brosurnya pun bagus dan dilengkapi dengan foto2. Bahkan kadang tebal seperti tabloid. Tentunya biaya cetaknya juga tidak murah. Dan katalog dikirimkan di setiap rumah atau flat. Free of charge. Semua demi menarik minat konsumen untuk belanja di supermarket mereka. Untuk para penyuka fashion, Slovenia juga surga bagi kaum hawa seperti aku. Memang mall yang ada tak sebesar Tunjungan Plaza Surabaya, tapi disini banyak toko2 kecil yang menjual segala pernak pernik fashion dengan harga yang kompetitif juga. Tentunya memang masih murah di Indonesia. Tapi kita bisa memilih mana toko yang menjual baju2 dengan harga yang tidak begitu mahal. Setelah tinggal setengah tahun disini, aku bisa tahu mana brand toko yang cocok untuk kantongku :-) Misal untuk toko dengan harga 'normal' dan kualitas bagus bisa datang ke toko Newyorker, H&M, atau Telly Weilj. Untuk harga yang sedikit lebih mahal, ada merek Orsay, S'Olivier, Zara, Esprit, Benetton, Elle atau Mango. Semuanya tergantung isi kantong :-D Kalo kantongnya tebel, ya pasti mampu beli barang2 bermerk. Kalo mo menunggu harga turun, harus sabar nunggu sampe musim SALE. Disini ada waktu dimana semua toko harus mengadakan diskon. Waktunya pun ditentukan oleh pemerintah. Sekitar 2 minggu. Untuk summer sale, biasanya bulan Agustus dan winter sale pada bulan Januari. Diskonnya pun gede2an lho ... dari 30 % sampai 70 %. Dan memang bener2 didiskon dari harga aslinya, tanpa menaikkan harga barang tsb. Biasanya setelah musim sale abis, toko-toko malah menambah diskon yang ada karena mereka mesti menghabiskan stok yang ada. Istilahnya cuci gudang lah. Inilah waktu yang cocok buat belanja ... asal belum keduluan yang lain, hehehe ...
Now, back to my evaluation for half year here, satu hal yang belum aku kuasai adalah bahasa. Aku hanya belajar dari buku tanpa ikut kursus. Disamping biaya kursus yang sangat mahal, di kota tempatku tinggal juga tak ada tempat kursus yang bahasa pengantarnya bahasa inggris. Bila ingin kursus, pilihannya hanya privat. Untuk international group yang mana bahasa pengantarnya inggris hanya ada di ibukota, Ljubljana. Karena kendala inilah aku susah mencari pekerjaan, disamping juga aku belum ada working permit karena sampai sekarang legalisir ijasah sarjanaku juga belum aku dapatkan dari departemen pendidikan Slovenia.
Yang pasti aku menemukan kehidupan yang lain disini. Life style sangat berbeda dengan di Indonesia. Disini apapun mesti dilakukan ontime, tak ada istilah jam karet, runtut dan rapi. Kondisi alamnya sangat berbeda ... sekeliling yang tampak pegunungan dan bukan deretan gedung pencakar langit seperti di Surabaya. Udaranya pun segar, tak berpolusi. Bagiku bisa dikatakan suatu perubahan yang drastis. Dulu setiap hari aku berkutat dengan macetnya jalanan di Surabaya ... panas dan berdebu. Bahkan untuk pergi beli makanan di depan gang rumahpun meski pake sepeda motor trus muka ditutup pake kain biar gak kena debu, hehehe ...kalo mo naek sepeda di jalan gede ...ngeri .... takut ditabrak.Tapi disini kemana2 bisa nyaman ... mo jalan kaki ato naek sepeda ada jalur tersendiri ... jadi gak kuatir keserempet mobil. Selain gak berdebu ato kepanasan. Tapi kalo pas musim dingin mesti extra pake baju kalo gak mau mati kaku, hehehe ... Bisa Slovenia sangat nyaman untuk tempat tinggal ... asal kita punya pendapatan yang sesuai untuk mensupport kehidupan sehari-hari yang mahal. Selama 6 bulan, kemana2 aku masih tergantung dengan Greg. Selain suami, dia juga supir pribadi :-) Maklum dulu aku terbiasa naek sepeda motor keliling kota, jadi SIM yang aku punya cuma SIM B. Pernah punya SIM A, tapi jarang dipake karena emang kurang pede nyetir mobil di jalanan Surabaya yang macet. So mau tak mau sekarang kalo mo jalan ke tempat yang agak jauh, nunggu si sopir free dari kerjaan. Untuk mengambil SIM disini juga gak semudah di Indonesia yang bisa diakali pake duit. Disini setidaknya mesti ambil kelas nyetir beberapa jam, trus belum lagi tes teori, tes nyetir di jalanan Slovenia yang berkelok2 mutari bukit, tes fisik ... banyak lah persyaratannya ... selain sulit juga mahal. Katanya sih sekitar 500 euro (termasuk kelas nyetirnya). Belum nyoba udah mundur duluahn, hehehe ... Another thing about living in this country is .... i feel like i live in another world ... mungkin karena aku berasal dari negara yang besar, yang selalu terekspose. Namun disini ... everything is so calm ... jarang ada gejolak atau bencana besar sehingga jarang terekspose keluar. Tiap kali aku melihat berita di CNN, paling tidak ada berita mengenai Indonesia ... meskipun berita yang ada bukan berita bagus. Tapi pada saat Slovenia banjir beberapa waktu yang lalu karena sungainya yang meluap akibat hujan deras ... tak ada channel internasional yang meliput ... setidaknya tidak ada di BBC ato CNN. Padahal banjir merupakan hal yang langka disini. Mungkin karena Slovenia negara kecil dan tak banyak yang tahu. Ya itulah manis pahit getir yang kurasakan selama setengah tahun tinggal di sini. Tentunya masih panjang perjalanan hidupku disini ... sampai akhirnya aku bisa mengatakan it feels just like home to me ...

1 comment:

Borut Repse said...

Tatie, Hi. Could you add administrator to borut.repse@gmail.com, so I can add Google AdSense commercial to your google-Blog. I saw, that on multiply blog you can not add your own commercial, as they have already put them. So multiply is getting all the "money" from your blog. Borut